Pendidikan
formal Samanhudi hanya sampal sekolah dasar. Namun, beliau banyak
menimba ilmu agama dan berdagang di Surabaya. Samanhudi berusaha menyusun
kekuatan di bidang perdagangan dan ekonomi dengan mendirikan Serikat Dagang
Islam di Solo pada tahun 1911. Pada masa itu, terjadi persaingan tidak sehat
antara pedagang Cina dan pribumi. Kehadiran SDI disambut balk dan berkembang di
daerah lain. Hal ini tidak mengherankan karena tujuan SDI adalah
menyejahterakan anggotanya melalul cara-cara yang tidak melanggar hukum. Pada
tanggal 10 September 1912, atas dorongan anggotanya,termasuk H.O.S
Cokroaminoto, SDI berganti nama menjadi Serikat Islam (SI) dan berstatus partai
politik.
Pada
18 Februari 1914, dibentuk pengurus pusat SI dengan Samanhudi sebagai ketua kehormatan dan Cokroaminoto sebagai
ketua. SI terus berkembang pesat, tetapi karena kesehatannya mulai
menurun,
Samanhudi mulai mengurangi keterlibatannya di tahun 1920. Meski demikian, setelah proklamasi, beliau tetap ikut berjuang dengan membentuk Barisan Pemberontakan Indonesia Cabang Solo dan Gerakan Persatuan Pancasila untuk mempertahankan kemerdekaan dan ancaman Belanda.
Samanhudi mulai mengurangi keterlibatannya di tahun 1920. Meski demikian, setelah proklamasi, beliau tetap ikut berjuang dengan membentuk Barisan Pemberontakan Indonesia Cabang Solo dan Gerakan Persatuan Pancasila untuk mempertahankan kemerdekaan dan ancaman Belanda.
Pada
Agresi Militer Belanda II, beliau membentuk laskar yang bernama Gerakan
Kesatuan Alap-alap yang berfungsi menyediakan bahan makanan untuk tentara di
garis depan. Tokoh perintis dan pemimpin organisasi yang cakap ini meninggal di
Klaten dan dimakamkan di Desa Banaran, Sukoharjo.
- Tempat/Tgl. Lahir: Solo, 1868
- Tempat/Tgl. Wafat: Klaten. 28 Desember 1956
- SK Presiden: Keppres No. 590 Tahun 1961. Tgl 9 November 1961
- Gelar: Pahlawan Nasional
Samanhudi
adalah seorang pedagang batik sukses pada masanya. Keuletan dan kemauan yang
keras untuk maju membuatnya berhasil menjadi sosok yang disegani, meskipun
pendidikannya rendah. Untuk mengenang jasa dari perjuangannya, Museum Samanhudi
didirikan di bekas bangunan gudang batik miliknya di Kampung Laweyan, Solo.
Semoga
Bermanfaat Wassalamualaikum....
No comments:
Post a Comment